Pendahuluan
Tanin: senyawa fenolik
larut air dengan BM 500-3000, memberikan reaksi umum senyawa fenol, dan
memiliki sifat-sifat khusus seperti presipitasi alkaloid, gelatin, dan
protein-protein lain (Bate-Smith)
Haslam à mengganti polifenol dengan tanin,
BM > 20.000 juga telah diketahui, dan tanin tidak hanya membentuk kompleks
dengan alkaloid dan protein, tapi juga dengan polisakarida
Ø
Banyak
terdistribusi dalam kingdom plantae à daun, buah, kulit batang, atau batang
Ø
Tanin
~ senyawa kompleks à biasanya campuran polifenol à tidak mengkristal (tannin extracts)
Ø
Tanin
merupakan polimerasi polifenol sederhana
Ø
Kromatografi
à
identifikasi polifenol sederhana dalam ekstrak tanin
Manfaat
Pengkhelat ion logam, Presipitasi
protein, Antioksidan biologis
True Tannins Vs
Pseudo-Tannins
True tannins: Molecular weights of 1000-5000.
Pseudo-tannins: Gallic
acid, catechins and chlorogenic acid are similar phenolic compounds: have a low
molecular weight.
Classification of Tannins
In higher plants, two
groups of tannins are generally distinguished, which differ by their structure,
as well as their biogenic origin – hydrolysable tannins and condensed tannins.
Hydrolysable
Tannins: Ellagitannins
Gallotannins
Tannins - Properties
Water-soluble
Also soluble in dilute
alkali, alcohol, glycerol and acetone
Slightly soluble in
other organic solvents.
Solutions precipitate
heavy metals, alkaloids, glycosides and gelatin.
Tannins - Properties
If a dilute ferric
chloride solution is added to an aqueous extract of hamamelis leaves
(containing both types of tannins), a blue colour is produced which then
changes to orange-green as more ferric chloride is added.
Free gallic acid gives
an orange colour with potassium iodate.
Tannin Properties: Hydrolysable or Condensed?
With ferric salts,
gallo-tannins and ellagi-tannins give blue-black precipitates.
Condensed tannins give
brown-green precipitates.
Condensed tannins turn
red with vanillin and HCL.
Gallo-tannins give a
pink colour with potassium iodate.
Ellagitannins react
(are coloured) with nitrous acid in the presence of acetic acid. Colour reaction: pink à
purple à
blue.
TLC is used to analyze
extracts (visualized under UV light and with the reagents mentioned above)
HPLC can also be used.
Tanin terhidrolisiskan
Merupakan ikatan ester
Hidrolisis à asam fenolat + gula
Terdapat pada
Dicotyledonae
Contoh:
* galotanin = ester asam galat +
glukosa
* elagitanin = ester asam
heksahidroksi difenat
+ glukosa
Identifikasi tanin terhidrolisiskan
Deteksi pendahuluan:
Ekstrak
eter/etil asetat -Hidrolisis asam -Asam galat/asam elagat -KLT
KLT dua arah:
fase diam: silika
fase gerak: pengembang 1:
benzena-asam asetat-air (6:7:3)
pengembang 2: asam asetat 15 % dalam
air
deteksi: uv: bercak gelap
dengan pereaksi Folin setelah diuapi
amonia: biru
Ekstraksi skala besar: aseton-air
Komponen ester ekstrak
kasar dipantau dengan kromatografi kertas dua arah
fase gerak 1: BAW (14:1:5)
fase gerak 2: asam asetat 6 %
HPLC
fase diam: kolom RP-18 Li
Chrosorb 10 mm
fase gerak: gradien konsentrasi
air (mengandung 0,05 % H3PO4) + asetonitril
deteksi: penyemprot fenol umum
tanin terhidrolisiskan dapat
dibedakan dari tanin terkondensasi berdasarkan:
* Rf
* bercak
fluorescensi ungu, diperkuat dengan uap NH3
* semprot
larutan jenuh KIO3 à warna merah jambu
tanin terkondensasi:
* dengan asam
nitrit 10 % sedingin es yang ditambahi asam asetat à warna merah menjadi biru indigo
Tanin terkondensasi
Disebut juga golongan
proantosianidin
Kondensasi > dua
molekul flavan-3-ol
Terdapat pada
Spermatophyta, Gymnospermae, dan Angiospermae
Contoh:
* protosianidin = oligomer
katekin + flavan- 3,4-diol
Identifikasi tanin terkondensasi
Deteksi langsung dalam
jaringan tumbuhan hijau:
Jaringan
tumbuhan hijau >HCl mendidih, 30’>Warna merah >Ekstraksi amil/butil
alkohol >KLT
Telaah lebih terinci:
Jaringan
segar >Ekstraksi metanol 50-80 %>Ekstrak metanol >KLT dua arah
HPLC
fase diam: kolom Li Chrosorb
RP-8
fase gerak: campuran air-metanol
à ekstrak kasar harus dapat
mengendapkan albumin serum sapi jika ditambahkan ke dalam larutan 5 % dalam air
Proantosianidin dapat
dipisahkan dengan skala preparatif dengan kromatografi Sephadex
Pemurnian pendahuluan: Sephadex
G-50, fase gerak aseton-air (1:1) yang mengandung asam askorbat 0,1 %
Pemurnian II: kolom Sephadex
LH20 dalam metanol-air (1:1), proantosianidin diperoleh kembali dengan
mengelusi air-aseton (7:3)
à fraksinasi BM dengan G-50 atau
G-100
Tannin Extraction
Tannins are extracted
using water and acetone.
Optimal yields are
obtained from fresh tissues or freeze-dried tissues.
Optimal yields are not
obtained from dried tissues (tannins are irreversibly combined with other
polymers)
After eliminating the
acetone (distillation), the pigments and lipids are removed from the aqueous
solution by a solvent extraction.
Ethyl acetate extraction
of the aqueous solution separates the dimeric proanthrocyanidins and most
gallotannins.
Polymeric
proanthrocyanidins and high molecular weight gallotannins remain in the aqueous
phase.
To obtain pure
compounds, the appropriate chromatographic techniques are used (most often one
of the gel filtrations)
Followed by
reverse-phase chromatography (in water and alcohol, or water, alcohol and
acetone mixures)
Ekstraksi tannin
Tumbuhan segar
dikeringkan dengan freeze dry
Timbang dan serbuk
dalam keadaan dingin dengan mortir
Tambahkan aseton 70 %
Sonifikasi 30’ 40C
Sentrifuge dingin
Simpan supernatan
pada suhu 40C
Identifikasi tanin total
Jaringan
kering >Diserbuk halus >Ekstraksi 3X dengan metanol-air (1:1)(0,1 ml
pelarut/mg) >Rotavapor > Ekstrak kental >Uji berdasar jenis tanin
1. Setara asam tanat
(SAT)
1 ml ekstrak + 1 ml darah segar à sentrifuge à absorbansi
λ= 578 nm
baku: asam tanat
2. Kadar
proantosianidin
ekstrak + n-butanol + HCl pekat
5 % à
panaskan à
absorbansi λ= 545 nm (sianidin) dan λ= 560 nm (delfinidin)
3. Kadar elagitanin
0,5 ml ekstrak + 2,0 ml HNO2
0,1 M inkubasi 15’ dalam lingkungan N2 à warna biru à absorbansi λ= 600 nm
4. Kadar galotanin
0,5 ml ekstrak + 1,5 ml KIO3
12 % dalam metanol 33 % pada 150C à absorbansi λ= 550 nm
LIGNAN
Pendahuluan
Lignan dan neolignan
sering ditemukan sebagai turunan dimer fenil propanoid
Berhubungan dengan
polimer lignin dan ditemukan di bagian tanaman yang berkayu
Terdapat dalam bentuk
enantiomer tunggal, kadang bentuk rasemik
Neolignan dibentuk
dari ikatan C-C rantai samping yang tidak simetris
Penamaan neolignan
If the two C6C3 units (4)
are linked by a bond other than a β,β'-bond the parent structure, neolignane,
is used as the basis for naming the neolignan. The locants of the bond linking
the two units are cited in front of the name and with the second number primed.
Where there is a choice of locants, preference is made in the order:
(a) position 8
(b) lower unprimed
numbers
(c) lower primed
numbers
Aktivitas biologis
Lignan dan neolignan
berperan penting dalam pertahanan tumbuhan sebagai:
- Antimikroba
- Antifungi
- Antifeedant agent
Aktivitas farmakologi:
- Antitumor
- Antiviral
Biosintesis lignan
Asam
ferulat >Reduksi>Koniferil alkohol >Dimerisasi oksidatif, Ikatan
rantai samping C3 pada karbon b >Lignan
Contoh
Podophyllum
Ø
Terdiri
dari akar dan rhizoma kering Podophyllum peltatum Linne (Fam
Berberidaceae)
Ø
=
mayapple = American mandrake
Ø
Mengandung
3,5-6 % resin dengan kandungan aktif lignan (podophyllotoxin 20 %, α-peltatin 10 %, dan b-peltatin
5 %)
Ø
Konfigurasi
cincin lakton bentuk trans (aktif) à basa lemah à bentuk cis (inaktif)
Ø
Kegunaan:
antimitosis, purgative
Ø
Podophyllotoxin:
fitoestrogen, anticancer
Contoh
Etoposide
v
Derivat
semisintesis podophyllotoxin
v
Kegunaan:
antineoplastik à
inhibitor Topoisomerase II
à digunakan sebagai kombinasi dengan
obat-obat kemoterapi lain dalam pengobatan kanker
v
Perbedaan
struktur dengan podophyllotoxin:
•
Glukosida
etiliden pada posisi C1 à mengurangi toksisitas dibandingkan
podophyllotoxin
•
Konfigurasi
epimer pada posisi C4 cincin C
•
Gugus
hidroksil pada posisi C4’ (bukan metoksi) à induksi pemecahan single strand DNA
Ekstraksi lignin
Serbuk
halus kering tumbuhan >Ekstraksi dengan aseton atau etanol >Saring,
tampung filtrat > +KOH pekat dalam air>Saring endapan >Ambil endapan
sebagai garam kalium
Identifikasi lignan
Campuran sederhana
lignan dapat dipisahkan dengan kromatografi kertas
fase gerak: BAW & asam
asetat 15 %
Campuran lebih rumit:
1. kromatografi kertas
fase diam: kertas yang dibacem asam
molibdat encer
fase gerak: butanol-asam asetat-asam
molibdat dalam air
2. KLT
fase diam: silika gel
fase gerak: etil asetat-metanol (9:1)
benzena-etanol (9:1)
kloroform-metanol (10:1) atau (25:1)
Deteksi:
kromatografi kertas:
uv 254 nm bercak gelap
penampak bercak antimon klorida 10 % dalam CHCl3
KLT:
uv 254 nm bercak gelap
penampak bercak H2SO4
pekat dan MeOH à
panaskan 1000C 10’ à abu-abu/ungu
HPLC:
fase diam: kolom RP C-18 Lichrosorb atau nucleosil
fase gerak: campuran isokratis
yang mengandung air dan MeOH
pada beberapa kasus, gradien
menggunakan campuran H2O / MeOH
FLAVONOID
-
KELOMPOK
SENYAWA FENOL TERBESAR & TERSEBAR LUAS
-
BANYAKNYA JENIS DISEBABKAN BESARNYA VARIASI
SUBSTITUEN
-
KERANGKA DASAR : TERDAPAT 15 ATOM C YG TERDIRI
ATAS 2 CINCIN BENZENA (C6), DIHUBUNGKan
RANTAI PROPANA
-
FLAVONOID MAYOR
-
FLAVON
-
FLAVONOL
-
ANTOSIANIN
FLAVONOID MINOR
-
KALKON (Compositae)
-
AURON
(Compositae)
-
FLAVANON
(Leguminosae, Iridaceae)
-
ISOFLAVON
(Leguminosae)
VARIASI STRUKTUR
DISEBABKAN TINGKAT HIDROKSILASI, ALKOKSILASI DAN GLIKOSILASI
GLIKOSIDA FLAVONOID
Flavonoid (Aglikon)
+ Gula ®
Glikosida Flavonoid
a.
FLAVONOID-O-GLIKOSIDA
- Pd satu gugus hidroksil (atau
lebih) terikat satu gula (atau lebih)
- Glikosilasi menyebabkan
flavonoid kurang reaktif & mudah larut air
- Tdk tahan asam
- Gula ® umum :
glukosa
sering : galaktosa, ramnosa, xilosa,
arabinosa
jarang : alosa, manosa, fruktosa, apiosa
disakariada : glukosa-glukosa (soforosa,
gentibiosa)
ramnosa-glukosa (rutinosa,
neohesperidosa)
b.
FLAVONOID-C-GLIKOSIDA
- Gula terikat pada
atom C inti benzena
- Tahan asam
- Gula : Glukosa, Galaktosa,
Ramnosa, Xilosa, Arabinosa
BIVLAVONOID
Flavonoid dimer (2 flavonoid)
-
Flavonoid yg
terlibat biasanya flavon & flavanon
-
Ikatan yg
terlibat :
* ikatan C-C : Agastiflavon (ikatan -6,8’’’)
Kupresuflavon (ikatan -8,8’’’)
Amentoflavon (ikatan -3’,8’’)
Robustaflavon (ikatan -6,4’’’)
* ikatan eter : Hinokiflavon (-6,4’’’)
Oknaflavon (3’,4’’’)
CIRI-CIRI STRUKTUR
FLAVONOID
-
CINCIN A MEMILIKI POLA OKSIGENASI YG SELANG
SELING
-
CINCIN B
MEMBPUNYAI
* SATU GUGUS FUNGSI
OKSIGEN PADA POSISI PARA
* DUA GUGUS FUNGSI
OKSIGEN PADA POSISI PARA & META
* TIGA GUGUS FUNGSI
OKSIGEN PD POSISI 1 PARA & 2 META (JARANG)
* OKSIGENASI PADA
POSISI ORTO (JARANG)
SIFAT FLAVONOID
AGLIKON FLAVONOID : POLIFENOL
* AGAK ASAM
* POLAR, KRN ADA
GUGUS HIDROKSIL DAN GULA
* LARUT DLM MeOH,
EtOH, BuOH, DMSO
* BENTUK GLIKOSIDA
LEBIH MUDAH LARUT DALAM AIR
* AGLIKON YG KURANG
POLAR SPT ISOFLOAVON,
FLAVANON, FLAVON DAN FLAVONOL YG TERMETOKSILASI
LARUT DALAM ETER
& CHCl3
BIOSINTESIS
FLAVONOID
-
CINCIN A BERASAL DARI KONDENSASI 3 UNIT
ASETAT-MALONAT
-
CINCIN B
& C BERASAL DARI JALUR SIKIMAT
-
JADI
FLAVONOID DIHASILKAN DARI KOMBINASI JALUR ASETAT-
MALONAT DAN JALUR SIKIMAT
-
AKIBAT
PERUBAHAN OLEH ENZIM, RANTAI PROPAN DAPAT
MENGHASILKAN BERBAGAI GUGUS
FUNGSI SEPERTI : IKATAN
RANGKAP, GUGUS HIDROKSIL, GUGUS
KARBONIL
ISOLASI DAN CARA ANALISIS
1. KROMATOGRAFI KERTAS
FASE DIAM : KERTAS WHATMAN
FASE GERAK : BAA,
TBA
DETEKSI : UAP NH3, UV 366 nm
PEREAKSI SEMPROT
PADA KKt
- AlCl3 5%
5-hidroksi flavonoid sebagai
noda berfluoresensi kuning
(dibawah UV 366 nm)
2. Kompleks Difenil-Asam
borat-Etanolamin 1% dlm MeOH
3’,4’-dihidroksi flavon 3’,4’-dihidroksi
flavonol : noda jingga pada UV/Vis
4’-hidroksiflavon, 4’-hidroksiflavonol:
noda hijau kekuningan
- Asam Sulfanilat yg terdiazotasi
I. Asam sulfanilat 0,3% dalam
HCl 8% (25 ml) Noda kuning, jingga
+ NaNO2 5% (1,5 ml) sampai
merah
II. Na2CO3
- Vanilin HCl
Vanilin 5% dalam EtOH + HCl
pekat (4:1) ® Noda
merah lembayung
- Pada Katekin &
Proantosianidin ® segera tampak setelah dikeringkan
- Pada Flavanon &
Dihidroflavonol ® lebih lambat
2. KROMATOGRAFI KOLOM
FASE
DIAM :
* SELULOSE
- UNTUK MEMISAHKAN GLIKOSIDA-GLIKOSIDA
- __ ,, __ GLIKOSIDA-AGLIKON
- __ ,, __ AGLIKON YG KURANG POLAR
*SILIKA
- UNTUK MEMISAHKAN AGLIKON YG KURANG POLA SPT ISOFLAVON, FLAVANON, METILFLAVON, FLAVONOL
* POLIAMID
-
SEMUA FLAVONOID
* SEPHADEX (G)
- UNTUK MEMISAHKAN CAMPURAN POLIGLIKOSIDA
BERDASARKAN
UKURAN MOLEKUL.
- G-10 (BM<700 span="">700>
G-25 (BM 100-1500)
- ELUEN : AIR
* SEPHADEX (LH20)
- UNTUK PEMURNIAN AKHIR AGLIKON FLAVONOID DAN
GLIKOSIDA
YG TELAH DIISOLASI DARI KKt,
SILIKA ATAU POLIAMIDA
- ELUEN : MeOH
3. KROMATOGRAFI
LAPIS TIPIS
- UNTUK MENCARI PELARUT SEBELUM DILAKUKAN KROMATOGRAFI KOLOM
- ANALIS FRAKSI
- ISOLASI FLAVONOID MURNI SKALA KECIL
ANALISIS STRUKTUR
FLAVONOID
1. SPEKTROKOPI UV VIS
-
DIGUNAKAN UNTUK MEMBANTU MENGIDENTIFIKASI JENIS
FLAVONOID DAN MENENTUKAN POLA OKSIGENASI
-
KEDUDUKAN
GUGUS HIDROKSIL FENOL BEBAS PD INTI FLAVONOID DPT DITENTUKAN DG MENAMBAHKAN PEREAKSI GESER KE DLM LARUTAN
SAMPEL KEMUDIAN MENGAMATI PERGESERAN
PUNCAK SERAPAN (lmax)
-
KEUNTUNGAN CARA
INI, JML FLAVONOID UNTUK ANALISIS RELATIF SEDIKIT (0,1 mg)
SPEKTRUM FLAVONOID
-
DITENTUKAN
DLM LARUTAN MeOH
-
SPEKTRUM KHAS, TERDAPAT 2 lmax :
* PITA I (DISEBABKAN CINCIN
B)
* PITA II (DISEBABKAN CINCIN
A)
Keanekaragaman lmax
bergantung pada pola hidroksilasi dan pada derajat substitusi gugus OH:
•
Substitusi
cincin A ® pita II
Substitusi cincin B ® pita I
•
Hidroksilasi
menyebabkan pergeseran batokromik (bergeser ke l yang lebih tinggi)
* 3,5,7,4’-OH flavon ® 367 nm
* 3,5,7,4’,3’-OH flavon ® 370 nm
* 3,5,7,4’,3’,5’-OH
flavon ® 374 nm
•
Metilasi/glikosilasi (terutama 3,5,7,4’ –OH)
menyebabkan
pergeseran hipsokromik (bergeser
ke l yang
lebih rendah)
•
Asetilasi
menghilangkan pengaruh OH fenol pada spektrum
•
Asil ® 320 nm
•
Pada flavon
& flavonol, 3’,4’-diOH dibuktikan dg adanya puncak ke-2 pada pita II
lmax FLAVONOID
DAPAT BERUBAH (BATOKROMIK/HIPSOKROMIK)KRN PENAMBAHAN PEREAKSI GESER
PEREAKSI GESER
•
NaOMe
2,5 g NaOMe/100 ml MeOH
Dapat diganti NaOH 2M
•
NaOAc serbuk anhidrat
•
AlCl3
5 g AlCl3/100 ml MeOH
•
HCl
50 ml HCl pekat/100 ml Aquades
•
H3BO3
serbuk anhidrat
TAHAP KEDUA PEREAKSI GESER
- REKAM SPEKTRUM LARUTAN FLAVONOID DLM MeOH
+ 3 TETES NaOMe REKAM SPEKTRUM
± 5 MENIT, CUCI
2. LARUTAN
FLAVONOID DLM MeOH
+ 6 TETES AlCl3 REKAM SPEKTRUM
+ 3 TETES HCl REKAM SPEKTRUM,
CUCI
- LARUTAN FLAVONOID DLM MeOH
+ NaOAc (2 mm), KOCOK, REKAM
SPEKTRUM
+ H3BO3
(½ NaOAc), REKAM SPEKTRUM
PENAFSIRAN SPEKTRUM
1.
TENTUKAN
JENIS FLAVONOID DG MEMPERHATIKAN
a. BENTUK UMUM SPEKTRUM “MeOH”
b. PANJANG GELOMBANG PITA
SERAPAN
c. DATA KROMATOGRAFI KERTAS
(lihat MARKHAM)
2. PENAFSIRAN PERUBAHAN SPEKTRUM YG
DISEBABKAN PENAMBAHAN PEREAKSI GESER
-
Flavonoid + AlCl3
*
membentuk kompleks tak tahan asam antara o-diOH
* membentuk kompleks tahan asam antara ggs
keton & hidroksil
-
Flavonoid + AlCl3 + HCl
* kompleks tahan asam antara ggs
keton & hidroksil tetap
* kompleks tak tahan asam antara o-diOH terurai kembali
Efek Flavonoid pada
Berbagai Sel
-
Beberapa flavonoid mempengaruhi kontraktilitas otot polos, contoh phloretin
melawan kontraksi bronchus manusia yang dirangsang prostaglandin
-
Polyphloretin menghambat pelepasan histamin yang diinduksi antigen pada jaringan
paru
-
Beberapa flavonoid menunjukkan aktivitas
melawan kontraksi otot polos babi yang dirangsang histamin, asetilkolin dan PGE2.
-
Efek spasmolitik ekstrak metanol Psidium guajava
L disumbang oleh quercetin,
suatu flavonoid
EFEK PADA SARAF
·
Quercetin efektif menghambat pelepasan acetylcholin
dan kontraksi otot polos
Otak memiliki
reseptor benzodiazepin, yang dapat mengikat biflavonoid
amentoflavon
Chrysin
(5,7-dihydroxy flavon) juga dapat terikat
pada reseptor benzodiazepin dan memiliki efek anxiolitik
Acacetin dan Luteolin yang diberikan secara oral
mencegah implantasi telur yang sudah dibuahi pada mencit putih Wistar. Anti
fertilitas ini perlu diteliti lebih lanjut
Isoflavon
ganistein (protein kedelai) memiliki efek anti esterogen, digunakansecara
khusus pada wanita yang memiliki resiko tinggi terhadap kanker buah dada ®
menjelaskan, wanita Jepang dan China
jarang terkena kanker payudara karena
asupan kedelai yang tinggi
AKTIVITAS ANTI
VIRUS
Quercetin, morin, rutin, taxifolin, dihydrofisetin,
leucocyanidin, pelargonidin, apigenin, catechin, hesperidin dan naringin
dilaporkan memiliki aktivitas melawan 11 macam virus
Quercetin,
naringin dan catechin mengurangi infeksi dan replikasi HSV-1, virus polio type
1, virus para influenza type 3, Respiratory Syncytial Virus.
4’-hydroxy-3-methoxyflavon memiliki aktivitas
melawan virus rhino dan poliomyelitis. Potensi antiviral yang tinggi dikaitkan
dengan gugus 4’-hydroxyl dan 3-methoxy
Efek
Antitoxic, Hepatoprotective dan Cytoprotective
Symalarin dan Silybin dihemisuccinat efektif sebagi
hepatoprotektif terhadap CCl4
Silymarin
juga melindungi dari lipid peroxidasi dan hemolysis pada erytrosit tikus yang
diinduksi phenylhidrazin
Lesi pada
lambung tikus akibat pemberian alkohol secara oral dapat dicegah dengan
pemberian quercetin secara parenteral
Aksi
yang Berhubungan dengan Coronary Artery Disease (CAD) dan gangguan Pembuluh
darah
Peningkatan LDL, khususnya LDL teroksidasi merupakan
faktor penyebab CAD
Flavonoid
tertentu (Fisetin, Morin, Quercetin) menghambat modifikasi (oksidasi) LDL oleh
makrofag
Beberapa
glikosida flavonoid dilaporkan memilki aktivitas vasodilator
Pemberian
flavon dapat memperbaiki perfusi jantung kelinci setelah serangan ischemia
Ballys Las Vegas Hotel & Casino - JTHub
BalasHapusThe Ballys 김천 출장마사지 Las Vegas 서귀포 출장샵 Hotel & Casino features a total of 4,750 spacious rooms with the widest 고양 출장안마 variety of 아산 출장샵 accommodations available for each 서산 출장샵