Senin, 06 Januari 2014

fito



SAPONIN
Saponin merupakan glikosida glikon+aglikon (sapogenin)
Sapogenin terbagi 2
Sapogenin steroid ,Sapogenin triterpenoid
Sifat Saponin
Membentuk buih bila dikocok dengan air
Berasa pahit menusuk dan menyebabkan bersin dan sering mengakibatkan iritasi terhadap selaput lendir
Dapat menghemolisis darah
Larut dalam air, metanol dan tidak larut dalam eter
Toksik terhadap ikan (hewan berdarah dingin)

Namanya diturunkan dari kemampuannya membentuk busa seperti sabun (SAPO) yang stabil dalam larutan berair.
Diproduksi oleh tanaman, bbrp hewan laut tgkt rendah, dan bbrp bakteri
Mengandung gula biasanya glukosa, galaktosa, asam glukoronat, xylosa, ramnosa yg terikat dgn aglikon hidrofobik
* Struktur saponin yg sgt kompleks tjd akibat bervariasinya struktur aglikon, sifat rantai samping, dan posisi penempelan gugus gula pd aglikon .
Aglikon dari glikosida terdiri dari banyak jenis senyawa kimiawi. Senyawa-senyawa tersebut meliputi senyawa-senyawa alkoholik dan fenolik, isotiosianat, nitril sianogenetik, turunan antrasen, flavonoid dan steroid.
Biosintesis saponin
Masih sedikit yg diketahui ttg enzim dan jalur biokimia yg terlibat dlm biosintesis saponin pd tingkat molekuler
Saponin triterpenoid disintesis dari asam mevalonat melalui jalur  isoprenoid.

Berdasarkan struktur dari aglikon maka saponin dapat dibagi 2 golongan yaitu saponin netral yang berasal dari steroid dengan rantai samping spiroketal dan saponin asam yang mempunyai struktur triterpenoid.
Biosintesis saponin triterpenoid dan saponin steroid  mempunyai titik tolak sama yaitu berasal dari asetat dan mevalonat. Rantai samping terbentuk sesudah terbentuknya squalen. Sebagian terjadi inti steroid spiroketal dan yang lain membentuk triterpenoid pentasiklik.
Gugus gulanya dapat terdiri 1 – 55 gula dan dalam beberapa hal aglikon tak diikat dengan gula tetapi dengan asam uronat.
Kegunaan:
                j           Bahan baku sintesis hormon steroid (aglikonnya : diosgenin, solasodin)
                                Dioscorea sp, Agave sp, Solanum sp, Costus sp.
                k           Sebagai Obat :
                                Tonikum : Panax ginseng
                                Ekspektoran : Glycyrrhiza glabra
                                Diuretik : Orthosiphon stamineus
                l           Bahan pencuci dan pengemulsi :
                                Sapindus rerak, Quallaia saponaria
                m           Minuman: Smilax medica
                n           Anti inflamasi, anti fungi, antimikroba dan anti moluska
·         Antioksidan pd kelompok legum
·         Antikolesterol
·         Antikarsinogen
·         Berpengaruh thd sistem reproduksi mis. Gingsenosid dpt meningkatkan motilitas sperma, saponin pd turi bersifat spermisidal. Glucocorticoid-like effects
·         Pengaruh thd fungsi syaraf mis gingseng bersifat neurotropik dan neuroprotektif
·         Antispasmodik mis saponin pd Allium cepa
·         Antikanker mis saponin dr kedelai
·         Imunostimulator mis saponin pd Leguminosae
·         Antivirus mis.saponin dr Maesa lanceolata inhibits HIV-1 virus replication, probably by inhibiting HIV-1 protease activity
ISOLASI SAPONIN
Ada bbrp strategi utk isolasi saponin
Sbg aturan umum, ekstraksi bahan dgn pelarut metanol atau etanol berair
Penguapan dgn rotavapour
Pemisahan fase dgn n-butanol (saponin dgn short oligosaccharide)
Dilakukan pemurnian lebih lanjut yg melibatkan kromatografi cair melalui kolom silika gel atau kromatografi partisi cair-cair

Pemisahan dgn HPLC
Dlm kebanyakan kasus bbrp langkah diatas harus diulang dgn perubahan eluen utk mencapai kemurnian yg tinggi
Stl saponin dimurnikan langkah selanjutnya adl menganalisis senyawa dgn MS, proton dan carbon NMR, dan IR spectroscopy.
TLC dan pewarnaan dgn anisaldehid dlm asam sulfat umum digunakan
Saponin murni dpt dihidrolisis utk melihat sifat gugus glikosidiknya
IDENTIFIKASI
Uji Buih
                Ekstrak sebanyak 0,3 gram dimasukkan tabung reaksi, kemudian ditambah air suling 10 ml, dikocok kuat-kuat selama kira-kira 30 detik. Tes buih positif mengandung saponin bila terjadi buih yang stabil selama lebih dari 30 menit dengan tinggi 3 cm di atas permukaan cairan.
  Reaksi Warna
     0,3 gram ekstrak dilarutkan dalam 15 ml etanol, lalu dibagi menjadi tiga bagian masing-masing 5 ml, disebut sebagai larutan IIA, IIB, dan IIC
a.  Uji Liebermann-Burchard
     Larutan IIA digunakan sebagai blanko, larutan IIB sebanyak 5 ml ditambah 3 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes H2SO4 pekat, lalu dikocok perlahan dan diamati terjadinya perubahan warna. Terjadinya warna hijau biru menunjukkan adanya saponin steroid, warna merah ungu menunjukkan adanya triterpen steroid dan warna kuning muda menunjukkan adanya saponin jenuh.
b.  Uji Salkowski
     Larutan IIA digunakan sebagai blanko, larutan IIC sebanyak 5 ml ditambah 1 – 2 ml H2SO4 pekat melalui dinding tabung reaksi. Adanya steroid tak jenuh ditandai dengan timbulnya cincin warna merah.
Identifikasi sapogenin steroid/triterpenoid secara KLT
Ekstrak sebanyak 0,5 ml gram ditambah 5 ml HCL 2 N,didihkan dan tutup dengan  corong berisi kapas basah selama 2 jam untuk menghidrolisis saponin. Setelah dingin, netralkan dengan ammonia, kemudian ekstraksi dengan 3 ml n-heksana sebanyak 3 kali, lalu uapkan sampai tinggal 0,5 ml, totolkan pada pelat KLT.
Fase diam            : Kiesel Gel GF 254
Fase gerak : n-heksana-etil asetat(4:1)
Penampak  noda:
                - Anisaldehida asam sulfat
                - Antimon klorida
   Adanya sapogenin ditunjukkan dengan terjadinya warna:
                                - merah ungu (ungu) à anisaldehida asam sulfat
                                - merah muda à antimon klorida
Saponin Steroid
Aglikon à steroid
Saponinà produksi hormon steroid dan kortison
Contoh sapogenin steroid
Diosgeninà Dioscorea
Hecogenin à Agave sp.
Sarsapogenin à Smilax sp
Sarmentogeninà Strophanthus sp
Tanaman monokotil :
                Dioscoreaceae (Dioscorea hispida)
                Amaryllidaceae (Agave americana)
                Liliaceae(Yucca sp)
Tanaman Dikotil:
                Leguminosae (Foenigraeci sp)
                Solanaceae (Solanum sp)
Bahan Baku sex hormon, Kortikosteroid, diuretik steroid
Steroid alami dibutuhkan karena untuk produksi sex hormon, kortikosteroid, dll ® jalur panjang
Hecogenin ® Kortikosteroid
Diosgenin ® Sex hormon (termasuk oral kontrasepsi, diuretik steroid
Diosgenin dapat digunakan untuk produksi kortikosteroid dengan fermentasi mikrobiologi
Tiap tahun terus mengalami peningkatan
Sapogenin dan jenis tanaman
Sapogenin steroid dan sumber tanaman penghasil

Saponin Triterpenoid
Jarang pada Monokotil, banyak pada Dikotil:
Sapindaceae
Caryophyllaceae
Sapotaceae
Pollygallaceae
Dibedakan dalam 3 golongan yang diwakili oleh:
Alpha Amyrin
Beta Amyrin
Lupeol
Contoh tanaman penghasil saponin triterpernoid
Binahong (Anredera cordifolia)
Pegagan (Centella asiatica)
Gynostemma pentaphyllum
Gambas (Luffa acutangula L. Roxb)

Contoh isolasi
Isolasi saponin dr biji gambas (Luffa acutangula L. Roxb)
Skrining menunjukkan adanya senyawa golongan alkaloida, saponin, triterpanoida/steroida dan glikosida
Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi bertingkat menggunakan pelarut n-heksana dimana diharapkan senyawa-senyawa non polar dapat tersari sempurna, sehingga tidak mengganggu dalam identifikasi dan isolasi senyawa saponin. Sedang pelarut etanol 96% untuk menarik senyawa-senyawa saponin yang terkandung dalam simplisia.

Ekstrak etanol yang diperoleh dari 350 g serbuk simplisia adalah 35,81 g selanjutnya dari hasil KLT dengan fase gerak n-heksana-etil asetat (8:2), (7:3), (6:4), dan kloroform-metanol (9:1), (8:2), (7:3), (6:4), (5:5), fase diam plat silika gel GF 245 dan penampak bercak LB ternyata yang baik adalah fase gerak kloroform-metanol (7:3), diperoleh 9 noda dimana dijumpai 4 senyawa triterpenoida dengan Rf 0,82, Rf 0,76, Rf 0,65 (merah ungu), dan Rf 0,17 (ungu lemah).
Ekstrak etanol dipisahan dengan kromatografi kolom, menggunakan fase gerak kloroform-metanol (7:3) dan fase diam silika gel 60 mesh 0,063-0,200. Kemudian hasilnya dipantau dengan KLT menggunakan pengembang yang sama dan penyemprot asam sulfat 50% v/v dalam metanol. Untuk pola kromatogram yang sama disatukan dan hasilnya diperoleh 8 fraksi.
Analisis selanjutnya dilakukan terhadap fraksi I dan fraksi III karena dijumpai adanya kristal, dimana fraksi 3 dijumpai satu noda dengan Rf 0,65 dan fraksi I dijumpai 2 noda dengan Rf 0,82 dan Rf 0,76, selanjutnya dilakukan KLT kembali dengan berbagai macam fase gerak untuk mendapatkan pemisahan yang baik, yaitu toluol-etil asetat (1:1) dan n-heksana-etil asetat (3:7).Ternyata fraksi I dengan fase gerak n-heksana-etil asetat (3:7) dijumpai 3 senyawa triterpenoida dengan Rf 0,52, Rf 0,28 dan Rf 0,19 (merah ungu) 
Fraksi I dipisahkan kembali dengan KLT preparatif menggunakan fase gerak n-heksan-etil asetat (3:7) dan penampak bercak LB. Hasilnya diperoleh 3 pita berwarna merah ungu. Masing-masing pita kerok secara terpisah dan dielusi dengan pelarut metanol. Terhadap isolat 2 dan 3 tidak dilanjutkan karena hasil yang diperoleh sangat sedikit.
Terhadap isolat 1 dan fraksi III dilakukan KLT 2 arah menggunakan fase gerak I kloroform-metanol (7:3), fase gerak II n-heksana-etil asetat (3:7), fase diam plat pra lapis silika gel GF 254 dan penampak bercak LB. Hasil uji isolat 1 dan fraksi III (isolat 4) masing-masing memberikan 1 noda tunggal berwarna merah ungu.

Terhadap isolat 1 dilakukan pemeriksaan karakteristik dengan spektrofotometer UV diperoleh panjang gelombang maksimumnya 230 nm. Ini menunjukkan adanya ikatan rangkap terkonjugasi. Penafsiran hasil analisis spektrofotometer IR adalah adanya gugus hidroksil (3444,6 cm-1), gugus -CH alifatis (2920,0 cm-1 dan 2850,6 cm-1), ikatan C=C (1635,5 cm-1), gugus -CH2 (1419,5 cm-1), gugus -CH3 (1384,8 cm-1), dan gugus C-O (1107,1 cm-1 ).
 Isolat 1 diduga adalah golongan saponin triterpenoida.
Isolat 4 (fraksi III) dilakukan pemeriksaan karakteristik secara spektrofotometer UV diperoleh panjang gelombang maksimumnya 232 nm.Ini menunjukkan adanya ikatan rangkap terkonjugasi. Penafsiran spektrofotometer IR adalah adanya gugus hidroksil (3444,6 cm-1), gugus -CH alifatis (2920,0 cm-1 dan 2850,6 cm-1), ikatan C=C (1627,8 cm-1), gugus -CH2 (1465,8 cm-1), dan gugus C-O (1110,9 cm-1). Isolat 4 diduga adalah senyawa saponin triterpenoida. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar