Bahan Pengikat
• Sebagai perekat untuk
mengikat serbuk-serbuk komponen tablet menjadi granul
• Membantu mengikat
granul-granul menjadi tablet dalam proses pengempaan
Bila bahan pengikat
yang digunakan terlalu sedikit, maka akan dihasilkan granul yang rapuh
Bila bahan pengikat
yang digunakan terlalu banyak akan dihasilkan granul yang terlalu keras
Penentu terhadap keseragaman
ukuran, kekerasan dan mudah tidaknya granul yang dihasilkan tersebut dikempa
menjadi tablet
Kualitas tablet yang
dihasilkan tergantung dari kualitas maupun
kuantitas bahan pengikat
yang digunakan
Pada proses pembuatan
tablet, bahan pengikat dapat ditambahkan melalui 2 cara
tergantung metode
pembuatannnya :
• Pada metode kempa langsung
( tanpa melalui proses granulasi ), bahan
pengikat dimasukkan sebagai
serbuknnya ( dalam keadaan kering ), demikian juga pada metode granulasi kering
• Pada metode granulasi
basah ( digunakan cairan ), bahan pengikat digunakan bentuk larutan/
musilagonya, karena bahan pengikatnya akan lebih efektif dibanding jika
digunakan dalam keadaan kering lalu ditambah cairannya
Kebanyakan bahan pengikat
yang digunakan pada metode granulasi basah berupa senyawa polimer dan
kebanyakan dari sumber bahan alam
Bahan Penghancur
Zat aktif/ obat supaya cepat
dilepaskan dari tablet untuk kemudian larut dan di absorpsi, tablet terlebih
dahulu harus dapat hancur dalam cairan tubuh
Fungsinya untuk
menghancurkan tablet bila tablet kontak dengan cairan
Mekanismenya Dengan
hancurnya tablet menjadi granul, akan memperluas permukaan sehingga dapat
mempercepat lepasnya zat aktif dari tabletnya. Selanjutnya bahan penghancur
akan menghancurkan granul menjadi partikel-partikel. Kecepatan pelepasan zat
aktif lebih cepat dari partikel dari tablet yang masih utuh maupun dari
fragmen/ granul tablet
Tergantung dari letak bahan
penghancur di dalam tabletnya, bila terletak diantara granul ( berarti tidak
ikut digranul ), maka bahan penghancur berfungsi untuk menghancurkan tablet
menjadi partikel-partikel
Oleh karena itu dalam proses
pembuatan tablet, bahan penghancur bisa ikut digranul ( intragranular,
mengalami proses granulasi ) bisa juga dicampurkan dengan digranul yang siap
untuk dikempa ( ekstragranular, tidak mengalami proses granulasi )
Banyaknya bahan penghancur
dapat semuanya yang ikut digranul, atau semuanya tidak ikut digranul atau
sebagian digranul ( 50-75 % ) dan sebagian tidak ( 25-50 % ). Biasanya cara
terakhir yang lebih banyak dipakai karena lebih menguntungkan.
Perhatian !!! Banyaknya
bahan penghancur yang tidak ikut digranul, karena biasanya bahan penghancur
berbentuk partikel halus “fines”. Banyaknya “fines” akan memberikan masalah
dalam proses pengempaan tablet.
Bahan penghancur bisa
dibedakan menjadi beberapa golongan :
1. Golongan yang dapat
memperbesar gaya kapiler, sehingga tablet dapat lebih menarik cairan
2. Golongan yang dapat
mengembang bila kontak dengan air
3. Golongan yang dapat
melepaskan gas
4. Golongan yang dapat
merusak bahan pengikat secara enzimatik
Mekanisme hancurnya tablet :
1.
Sebelum tablet hancur, harus ada cairan yang dapat menembus masuk ke dalam
tablet
2.
Cairan masuk ke dalam tablet karena efek kapiler
3.
Efek kapiler juga dipengaruhi bahan penghancur dan porositas tablet
Makin tinggi porositas tablet makin banyak cairan yang yang masuk ke
dalam tablet. Porositas tablet dipengaruhi antara lain oleh distribusi ukuran
granul/ partikel massa tablet dan tekanan yang digunakan pada proses pengempaan
tablet.
4.
Cairan yang sudah ada dalam tablet akan merusak ikatan antar partikel, sehingga
tablet akan hancur. Adanya cairan juga akan menyebabkan bahan penghancur
mengembang dan hal ini akan menyebabkan tablet hancur, juga dapat menghasilkan
massa yang kental dan lengket merupakan penghalang
masuknya cairan ke dalam tablet sehingga dapat memperpanjang waktu hancur
tablet.
5.
Perlu optimasi terhadap kadar bahan penghancur tersebut dalam suatu
tablet
6.
-Cairan yang masuk ke dalam tablet juga sebagai media bereaksinya campuran
bahan penghancur yang digunakan ( asam sitrat, asam tartratdan karbonat atau
bikarbonat ) yang hasil reaksinya berupa gas. Gas inilah yang dapat mendesak
tablet sehingga tablet bisa hancur.
- Cairan yang masuk ke dalam tablet juga menyebabkan bahan
penghancuratau komponen tablet lainnya yang mengalami deformasi pada waktu dikempa,
kembali ke bentuk normalnya yang mengakibatkan tablet dapat hancur
FORMULASI TABLET
Kualitas dan kuantitas bahan
tambahan menentukan kualitas tablet.
Formula tablet tersusun
sebagai berikut :
- Bahan obat / zat aktif
- Bahan pengisi
- Bahan pengikat
- Bahan penghancur
- Bahan pelicin
ZAT AKTIF / OBAT
Hal-hal yang harus
diperhatikan :
1. Absorpsinya
1. Jika obat sangat baik
diabsorpsi di lambung atau usus
2. Tablet harus dapat hancur
di lambung
3. Jika disolusi obat
merupakan penentu / pengontrol absorpsi obat
4. Ukuran partikel harus
diperhatikan
5. Jika obat tidak stabil
dalam cairan saluran pencernaan
6. Obat diformulasikan
menjadi tablet hisap atau sub lingual
2. Stabilitasnya
1. Bila obat tidak tahan
panas atau kelembaban
2. Formulasi termasuk proses
pembuatan harus terhindar dari kondisi panas dan lembab, dan pengemasnya harus
bisa melindungi tablet dari pengaruh panas dan lembab.
3. Bila obat tidak tahan
terhadap asam lambung
4. Tablet disalut dengan
penyalut yang tidak larut dalam asam lambung (salut enterik)
3. Sifat fisika-kimianya
1. Terkait dengan stabilitas
sebelum digunakan (dalam penyimpanan) dan
2. setelah digunakan
(stabilitas dalam cairan tubuh si pemakai).
3. Terkait dengan metode
pembuatan (kempa langsung, granulasi basah, atau granulasi kering).
4. Sifat yang perlu
diperhatikan : sifat alir, kompresibilitas, stabilitas terhadap kondisi panas,
kelembaban dan tekanan yang tinggi.
4. Dosisnya
Dosis kecil -Masalah
homogenitas
-Sifat obat tidak
mempengaruhi campurannya
Dosis besar- Sifat campuran
sangat ditentukan zat aktifnya
-Metode pembuatan
tabletnya
BAHAN PENGISI
Berfungsi membuat kecocokan
berat tablet
Umumnya berat tablet yang
“acceptable” > 70 mg
Terutama diperlukan untuk
formula tablet dengan obat berdosis <
Syarat :
Inert dan stabil bisa
berasal dari bahan organik maupun anorganik
Berdasarkan kelarutannya
dibedakan :
• Bahan pengisi yang larut (
laktosa, sukrosa, mannitol dan sorbitol )
• Bahan pengisi yang tak
larut ( Ca-sulfat, Ca-carbonat, Ca-fosfat dibasa, amilum, amilum termodifikasi
dan mikrokristalin selulosa )
PREFORMULATION
Introduction
Late 1950s & Early
1960s preformulation evolved as result of shift in emphasis in product
development was to develop elegant dosage forms and organoleptics consideration
far outweighed such (as yet unheard of) consideration as whether a dye used in
preparation might interfere with stability or with bioavaibility.
Timing and Goals of
Preformulation
1. To establish the
necessary physicochemical parameters of new drug substance
2. To determine its
kinetic rate profile
3. To establish its
physical carateristics
4. To establish its
compatibility with common excipients
Physicochemical
Parameters
Physicochemical studies
are usually associated with great precision and accuracy and in the case a new
drug subtance would include :
(1) pK (if the drug
substance is an acid or base)
(2) solubility
(3) melting point and
polymorphism
(4) vapor pressure
(enthalpy of vaporization)
(5) surface caracteristics
(surface area, particle shape, pore volume)
(6) higroscopicity
PHYSICAL
PROPERTIES dari SOLID STATE
SANGAT PENTING dalam
PREFORMULASI BERLAKU UNTUK ZAT AKTIF DAN EKSIPIEN
Cakupan :
- UKURAN PARTIKEL ,
DISTRIBUSI PARTIKEL
- BENTUK PARTIKEL /
KRISTAL
- POLIMORFI , HIDRAT,
SOLVAT
- TITIK LEBUR , KELARUTAN
- KOEFISIEN PARTISI,
DISOLUSI
- FLUIDITAS (SIFAT ALIR),
KOMPAKTIBILITAS
- PEMBASAHAN
- PRODUKSI /FABRIKASI
- KETERSEDIAAN FARMASETIK
/ HAYATI
Sifat fisika kimia - Zat
Aktif
DOSIS OBAT
- Dosis obat besar atau
kecil
KELARUTAN DALAM AIR
- Obat yang kelarutan
dalam air besar , disolusi cepat
KOEFISIEN PARTISI
- Koefisien partisi
berkaitan erat dengan absorpsi dalam tubuh
STABILITAS OBAT
- Penting dalam pemilihan
metode pembuatan
A. pKa and Solubility
One of important
goal of preformulation effort is to device a method for making
solutions of drug.
Drug substances are
subdivide into two catagories (1) ionizable substances (2)
nonionizables substances
E. Surface Caracteristics
The surface caracteristics
of a batch of a drug substances may greatly influence its properties in
processing (flow, dissolution).
Bentuk partikel
- Parameter yang
digunakan untuk menyatakan bentuk partikel adalah α v,s
- Besarnya α v,s
partikel bulat adalah 6,0 sedangkan partikel berbentuk kubus α v,s –nya adalah
6,8
- Semakin besar
α v,s bentuk partikel semakin amorf
- Untuk partikel
yang diameternya sama, maka semakin besar α v,s serbuk semakin sukar mengalir
INTERAKSI FISIS
SELAMA PROSES
PRODUKSI
1. FLUIDITAS
2. KOMPAKTIBILITAS /
KOMPRESIBILITAS
FLUIDITAS SERBUK /
GRANUL
Sifat alir serbuk berperan
pada :
- pengisian pada ruang
kompresi pada saat pembuatan tablet
- pengisian pada cangkang
kapsul
Apabila :
Fluiditas serbuk baik
Pengisian ruang kompresi seragam
Kadar zat aktif antar
tablet sama Berat tablet konstan
Efek terapetik identik
KOMPAKTIBILITAS
/ KOMPRESIBILITAS
MENUNJUKKAN MUDAH TIDAKNYA
BAHAN /CAMPURAN BAHAN UNTUK DIKOMPRESIKAN TERGANTUNG IKATAN ANTAR PARTIKEL
- Terbentuknya jembatan
cair
- Terbentuknya jembatan
padat
- Deformasi plastik
KOMPAKTIBILITAS
MENUNJUKKAN MUDAH TIDAKNYA
ZAT UNTUK DIKOMPRESIKAN BERSIFAT STATIS DITUNJUKKAN DENGAN HUBUNGAN ANTARA KEKERASAN
TABLET DENGAN TEKANAN KOMPRESI (KEDALAMAN STEMPEL ATAS)
KOMPRESIBILITAS
BERSIFAT DINAMIS DILIHAT
DARI BENTUK KURVA YANG TERJADI DIPERLUKAN STRAIN GAGE PADA STEMPEL ATAS, MATRIS
DAN STEMPEL BAWAH
Uji Kompresibilitas
Untuk mengetahui
perilaku serbuk pada saat dikempa
Alatnya berupa
mesin tablet yang dilengkapi “strain gauge” dan “osciloscope”
Evaluasi pada
bentuk kurvanya, meliputi :
‐ fase pengetapan/pemadatan
‐ fase kompresi
‐ fase kembali
Kurva yang baik :
‐ fase pemadatan sependek
mungkin
‐ fase kompresi sedatar
mungkin
‐ fase kembali setegak
mungkin
Kompresi adalah suatu
fenomena yang sukar dianalisa karena banyaknya faktor yang berpengaruh dalam
fabrikasinya, dan bukan sekedar aglomerasi granul (Mangeot dan Verain)
Gambaran proses
kompresi secara umum :
‐ Serbuk granul tablet
‐ Ekstrak serbuk granul tablet
Uji Komprimabilitas
Untuk mengetahui
kemampuan serbuk untuk dapat dikompresikan
Digunakan parameter
harga F yang menunjukkan kedalaman stempel atasmasuk ke dalam matris sehingga didapat
tablet dengan kekerasan = 0 kg
Komprimabilitasnya
tidak baik bila F > 400
Pengatasannya
dengan menambah eksipien yang harga F‐nya < 400
Tujuan : mengetahui
kemampuan bahan untuk dapat di tablet
Alur Komprimabilitas
Dengan
menghubungkan perubahan kedalaman punch atas dengan kekerasan tablet yang
diperoleh
Uji Kompresibilitas
Tujuan : mengetahui
bentuk siklus tekanan kompresi pada saat penabletan
Ada tiga fase :
1. Fase pemadatan
2. Fase kompresi
3. Fase kembali
Uji Kompresibilitas
Kondisi ideal :
1. Fase pemadatan sependek
mungkin
2. Fase kompresi sedatar
mungkin
3. Fase kembali setegak
mungkin
4. Titik Cm serendah
mungkin
SIFAT ALIR
Tarik-menarik (ikatan)
antar partikel, ada 4 mekanisme :
1. Terbentuknya jembatan
cair
Pada RH tinggi atau pada
metode granulasi basah, ditambahkan mucilago sebagai bahan pengikat. Mucilago
akan mengikat partikel dengan mekanisme jembatan cair.
2. Terbentuknya jembatan
padat
Ketika granul dikeringkan,
air akan menguap, yang tinggal mucilago dalam kondisi kering, pada saat itu
terjadi mekanisme jembatan padat yang ikatannya lebih kuat
3. Pengaruh elektrostatika
Faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap problema elektrostatika :
-Komposisi fisika-kimia
zat
-Bentuk kontak antar
senyawa
-Metode dan kecepatan
separasi
-Adanya kontaminasi ion
pada permukaan
-Kondisi lingkungan
atmosfer
-Adanya muatan listrik
eksternal
-Luas kontak antar
partikel
Metode dan kecepatan
separasi (pemisah antar partikel)
Semakin cepat separasi
temperatur partikel makin tinggi
penting pada partikel
isolator
Muatan listrik eksternal
Dapat mengionisasi udara
sekitar :
- Aplikasi tekanan tinggi
pada metal elektrik
- radiasi sinar α atau β
Ionisasi udara akan
memudahkan transfer elektrostatika
Bersifat sebagai konduktor
Kontaminasi ion pada
permukaan
Pemberian zat antistatik
akan meningkatkan konduktibilitas partikel dan mempercepat hilangnya muatan
pada permukaan partikel
Misalnya : pada bahan
pelicin distribusi ion merata
Kondisi lingkungan
atmosfer
Kelembaban relatif (RH)
dapat menurunkan pengaruh elektrostatika dengan pembentukan film konduktor di
sekitar partikel.
Peristiwa elektrostatika
erat kaitannya dengan konsepsi dasar bentuk / struktur atom :
Partikel konduktor :
a. - Muatan berbeda
- Jarak cukup jauh
b. - Pada jarak tertentu
partikel dalam kondisi interaksi elektrostatik
- Ada polarisasi
antarpartikel
c. Terjadi distribusi
muatan dalam partikel
Partikel Isolator
Fenomena elektrostatika
hanya dapat dihasilkan sebagai akibat 2 kondisi spesial :
a. Perusakan kondisi
permukaan dengan kenaikan temperatur
b. Pengadaan kontaminasi
ion pada permukaan partikel.
Pertukaran muatan terjadi
karena :
- Gerakan partikel pada
corong alimentasi
- Gerakan partikel pada
saat pengayakan :
• gesekan antar partikel
• gesekan partikel dengan
wadah
4. Adanya sifat deformasi
plastik dan deformasi elastis
Deformasi plastik :
Perubahan bentuk partikel
karena tekanan kompresi dan perubahan itu tidak kembali ke bentuk semula pada
saat tekanan kompresi dihilangkan.
Serbuk yang diberi tekanan
kompresi akan saling mengunci karena terjadi perubahan bentuk dan perubahan
bentuk tersebut tidak dapat kembali ke bentuk semula.
Deformasi elastis :
Setelah tekanan kompresi
dihilangkan, partikel akan kembali ke bentuk semula sehingga tablet tidak bisa
keras.
EVALUASI SIFAT ALIR
• Langsung
- Kecepatan alir sejumlah serbuk
yang mengalir pada waktu tertentu (gram/detik)
- Waktu alir waktu yang
diperlukan untuk mengalirnya sejumlah serbuk (dengan berat tertentu)
• Tidak langsung
- sudut diam
- pengetapan
Sudut Diam
• Adalah sudut elevasi
permukaan bebas setumpuk partikel terhadap bidang datar.
• Merupakan karakter
fluiditas yang berkaitan erat dengan kohesifitas partikel.
• Reprodusibilitas hasil
dipengarhi oleh :
- metode pengukuran
- Pelaksanaan uji
- Jenis alat
Macam sudut diam
1. Sudut diam tuang
serbuk dituang di atas
bidang datar melewati corong dan membentuk setumpuk partikel.
a. Metode corong tetap
- tinggi corong tetap
- alas bidang datar
dilengkapi kertas milimeter
- diameter corong harus
tercatat
b. Metode corong bergerak
- corong bergerak keatas
- serbuk dituang sampai
alas tertutup
2. Sudut diam alir
a. Metode silinder tetap
tanpa penyangga
- sudut diam terbentuk
pada bagian sisi alas sebelah dalam
b. Metode silinder tetap
dengan penyangga
- sudut diam terbentuk
diatas penyanga yang terletak di tengah silinder
c. Metode silinder
bergerak tanpa penyangga
- dua silinder dengan
diameter berbeda
- silinder luar ditarik ke
atas
- sudut diam terbentuk di
atas silinder dalam
d. Metode silinder
bergerak dengan penyangga
- seperti c tetapi
silinder tengah diganti penyangga
- sudut diam terbentuk di
atas penyangga
3. Sudut kemiringan
a. Metode kotak miring
- kotak diisi serbk sampai
rata permukaan
- kotak diiringkan
pelan-pelan sampai tampak gerakan serbuk
b. Metode silinder putar
- serbuk dimasukkan dalam
silinder transparant lalu diputar
- sudut kemiringan (α)
Pengetapan
• Merupakan suatu metode
yang didasarkan pada penataan susunan partikel penyusun di dalam suatu wadah
sebelum dan sesudah diberi perlakuan getaran mekanik.
• Estimasi fluiditas
serbuk diketahui dengan mengukur :
1. Kadar pemampatan
2. Persen kompresibilitas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar